Berapa Jam Harus Tidur untuk Kurangi Risiko Stroke? Kesehatan jantung dan otak kerap dikaitkan dengan gaya hidup, termasuk pola tidur. Baru-baru ini, sejumlah studi medis menguatkan temuan bahwa durasi tidur yang ideal berperan penting dalam menurunkan. Pertanyaannya: berapa jam sebenarnya kita harus tidur agar risiko stroke bisa ditekan? Inilah yang dijelaskan para dokter dan pakar neurologi.
Tidur Kurang dari 6 Jam Tingkatkan Risiko Stroke
Dampak Tidur Terlalu Singkat Risiko Stroke
Menurut American Heart Association, tidur kurang dari 6 jam per malam berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke iskemik. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak mendapatkan cukup waktu untuk melakukan pemulihan sel, mengatur tekanan darah, serta menstabilkan kadar hormon stres seperti kortisol.
Respon Tubuh Saat Kurang Tidur
Kurang tidur menyebabkan hipertensi kronis, penurunan fungsi kognitif, serta inflamasi sistemik yang mempercepat proses kerusakan pembuluh darah otak.
Tidur Berlebihan Juga Tidak Disarankan
Risiko Stroke Akibat Oversleeping
Sebaliknya, tidur terlalu lama (lebih dari 9 jam per malam) juga bisa menjadi sinyal tubuh mengalami gangguan metabolisme. Studi yang diterbitkan dalam Neurology menyebut bahwa tidur berlebihan dikaitkan dengan peningkatan sebesar 23%, terutama pada individu usia lanjut.
Kualitas vs Kuantitas
Dokter spesialis saraf menekankan bahwa kualitas tidur lebih penting daripada lamanya waktu tidur semata. Gangguan tidur seperti sleep apnea atau tidur yang terputus-putus berulang kali dalam satu malam juga meningkatkan risiko stroke, walaupun total tidurnya terlihat cukup.
Durasi Tidur Ideal Menurut Dokter
Rekomendasi Durasi Tidur Risiko Stroke
Berdasarkan panduan dari National Sleep Foundation dan rekomendasi dokter spesialis, berikut adalah durasi tidur ideal menurut kelompok usia:
- Dewasa muda (18–25 tahun): 7–9 jam
- Dewasa (26–64 tahun): 7–8 jam
- Lansia (65+ tahun): 7–8 jam
Tidur dengan durasi ini secara konsisten dinilai paling efektif dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke.
Peran Ritme Sirkadian
Selain jumlah jam tidur, menjaga ritme sirkadian juga sangat penting. Tidur larut malam atau jam tidur yang tidak konsisten setiap hari berdampak pada kestabilan sistem saraf pusat.
Tips Tidur Sehat untuk Menekan Risiko Stroke
1. Tetapkan Jam Tidur yang Konsisten
Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan, membantu menstabilkan ritme sirkadian dan memperbaiki kualitas tidur.
2. Hindari Gadget Sebelum Tidur
Paparan cahaya biru dari ponsel atau komputer menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.
3. Batasi Kafein dan Makanan Berat di Malam Hari
Kafein, nikotin, dan makanan berlemak menjelang tidur dapat mengganggu fase tidur dalam (deep sleep) yang penting untuk regenerasi sel otak.
4. Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman
Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan hubungan intim. Hindari menonton TV atau bekerja di atas ranjang. Jaga suhu ruangan tetap sejuk dan pencahayaan minim.
Tidur Sehat, Otak Selamat
Tidur bukan hanya soal istirahat, tetapi merupakan pilar utama dalam menjaga kesehatan otak dan jantung. Baik tidur terlalu sedikit maupun terlalu banyak dapat meningkatkan. Menurut dokter, menjaga durasi tidur 7–8 jam per malam disertai kualitas tidur yang baik adalah cara sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan pembuluh darah otak.