Fenomena Jam Koma Melanda Generasi Z: Berikut ini Kata Ahli

kesehatan102 Views

Generasi Z, atau sering disebut sebagai Gen Z, merupakan kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena yang disebut “Jam Koma” mulai menjadi perhatian, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Fenomena ini merujuk pada kebiasaan tidur yang berantakan dan pola tidur yang terganggu, di mana individu sering kali tidur larut malam atau bahkan hingga dini hari. Kondisi ini memicu banyak masalah kesehatan fisik dan mental.

Apa yang menyebabkan fenomena ini meluas di kalangan Generasi Z? Para ahli telah melakukan penelitian mendalam untuk memahami alasan di balik “Jam Koma” ini, serta cara-cara mengatasi pola tidur yang tidak sehat ini.

Apa Itu Fenomena Jam Koma?

Jam Koma adalah istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan kebiasaan tidur Generasi Z yang sering tidur di luar jam normal. Misalnya, banyak dari mereka yang baru tidur pada pukul 2 atau 3 dini hari, dan bahkan lebih larut lagi pada akhir pekan. Fenomena ini bukan hanya terjadi sesekali, tetapi telah menjadi pola yang berulang pada banyak anak muda di era digital ini.

Kebiasaan ini berdampak pada siklus tidur yang terpotong-potong dan kualitas tidur yang buruk. Kurangnya tidur berkualitas dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, baik pada kesehatan fisik maupun mental.

Penyebab Utama Jam Koma Menurut Para Ahli

Kecanduan Teknologi dan Media Sosial

Salah satu penyebab utama Jam Koma adalah penggunaan teknologi yang berlebihan, terutama media sosial. Para ahli menyebutkan bahwa Generasi Z sangat terikat dengan gadget dan aplikasi seperti Instagram, TikTok, serta YouTube. Aktivitas ini tidak hanya menghabiskan banyak waktu, tetapi juga membuat mereka sulit untuk tidur lebih awal.

Paparan cahaya biru dari layar gadget juga diketahui dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, banyak anak muda merasa sulit untuk merasa mengantuk pada waktu yang wajar, meskipun tubuh mereka sebenarnya lelah.

Tekanan Sosial dan Akademik

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat kompetitif dan ambisius. Tekanan dari sekolah, kuliah, atau bahkan pekerjaan sering kali membuat mereka terpaksa bekerja hingga larut malam. Para ahli mencatat bahwa stres yang berkepanjangan akibat tuntutan akademik dan sosial ini memicu pola tidur yang tidak sehat.

Sebagai contoh, tugas sekolah yang menumpuk atau tuntutan untuk terus update dengan tren terbaru di media sosial sering kali membuat Gen Z rela begadang untuk menyelesaikan semua itu.

Kebiasaan Begadang yang Terbentuk di Masa Pandemi

Pandemi COVID-19 juga turut berperan dalam memperparah fenomena Jam Koma. Selama pandemi, banyak sekolah dan universitas yang beralih ke pembelajaran daring. Rutinitas yang sebelumnya terstruktur berubah menjadi lebih fleksibel, membuat banyak anak muda merasa tidak ada tekanan untuk tidur tepat waktu.

Banyak anak muda yang menghabiskan waktu malam mereka menonton film, bermain game, atau berselancar di media sosial, yang akhirnya membentuk kebiasaan begadang meskipun pandemi sudah berlalu.

Perubahan Pola Hidup Global

Perubahan gaya hidup global juga berperan dalam menciptakan fenomena Jam Koma. Waktu kerja yang semakin fleksibel dan berkembangnya tren bekerja dari rumah (WFH) mempengaruhi jam tidur generasi muda. Mereka merasa lebih bebas untuk mengatur waktu tidur mereka sendiri tanpa terikat oleh rutinitas yang kaku. Namun, kebebasan ini sering kali malah berujung pada pola tidur yang semakin tidak teratur.

Dampak Negatif dari Jam Koma

Jam Koma tidak hanya mengganggu tidur, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental.

Fenomena Jam Koma Sebabkan Masalah Kesehatan Mental

Kurang tidur yang kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan mudah marah. Para ahli juga menyebutkan bahwa Jam Koma berkorelasi dengan meningkatnya kasus kesehatan mental di kalangan Generasi Z, terutama yang terkait dengan kecemasan sosial dan tekanan akademik.

Kelelahan dan Kinerja yang Menurun

Pola tidur yang tidak teratur membuat tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Akibatnya, banyak anak muda yang merasa lelah sepanjang hari, sulit berkonsentrasi, dan mengalami penurunan produktivitas. Dalam jangka panjang, kondisi ini juga bisa menyebabkan gangguan metabolisme dan masalah kesehatan kronis lainnya.

Risiko Kesehatan Fisik

Kurang tidur juga mempengaruhi kesehatan fisik. Studi menunjukkan bahwa orang yang sering kurang tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit jantung, obesitas, dan diabetes. Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga menjadi lebih lemah, sehingga mereka lebih rentan terhadap penyakit.

Cara Mengatasi Jam Koma Menurut Para Ahli

Meskipun Jam Koma telah menjadi masalah umum di kalangan Generasi Z, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.

Membatasi Waktu Layar

Salah satu cara efektif untuk mengatasi Jam Koma adalah dengan membatasi penggunaan gadget, terutama menjelang waktu tidur. Para ahli merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan perangkat setidaknya satu jam sebelum tidur, agar tubuh dapat memproduksi melatonin dengan normal.

Menetapkan Rutinitas Tidur yang Tetap

Membiasakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari dapat membantu tubuh menyesuaikan kembali siklus tidur alami. Rutinitas ini penting untuk memastikan tubuh mendapatkan tidur berkualitas yang cukup.

Mengelola Stres

Stres yang berkepanjangan bisa menjadi salah satu pemicu Jam Koma. Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk belajar mengelola stres dengan baik. Meditasi, yoga, dan aktivitas fisik lainnya adalah beberapa cara efektif untuk mengurangi stres dan membantu tidur lebih nyenyak.

Lingkungan Tidur yang Nyaman

Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman juga sangat penting. Pastikan ruangan tidur tenang, gelap, dan memiliki suhu yang nyaman. Menghindari suara bising dan cahaya terang dapat membantu tubuh lebih cepat tertidur.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan Generasi Z dapat kembali mendapatkan pola tidur yang sehat dan mengurangi dampak buruk dari fenomena Jam Koma. Penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih dalam fenomena ini dan mencari solusi yang lebih efektif.